Kamis, 19 Agustus 2021

Pojok Kerohanian Part4 ~ Konsep Berpikir Dalam Islam


    

 Dalam Alquran banyak ayat memerintahkan untuk berpikir, bahkan sering menyindir dengan keras mengapa manusia jarang sekali berpikir sehingga sulit mendapat hidayah kebenaran. Alquran sebagai mukjizat Nabi Muhammad Saw terletak pada kandungan intelektual di dalamnya, berbeda dengan mukjizat para nabi terdahulu yang kebanyakan bersentuhan dengan hal-hal magis. Alquran memerintahkan kita untuk berpikir merenungi kehebatan ciptaan Allah SWT di alam semesta, kejadian umat terdahulu, perumpamaan, serta masih banyak lagi yang kesemuanya menggunakan pendekatan untuk berpikir dan merenung dengan baik.

        Ajaran Islam dan juga para ahli memuliakan sikap berpikir. Sungguh mengherankan, dalam ajaran islam diperintahkan untuk selalu berpikir,menelaah, meneliti, dan mengambil hikmah dari alam semesta, namun kebanyakan umat muslim sekarang justru tidak memahami hal ini. Banyak orang muslim yang tidak paham bahwa berpikir sangat ditekankan dalam ajaran islam. Akibatnya umat muslim sekarang mengalami kemunduran dibanding umat-umat lainnya. Padahal berpikir adalah sumber kekuatan bagi manusia untuk mencapai kemajuan dalam peradaban dan mendekatkan diri pada allah swt.

Tujuan Berpikir (Al-Fikr) dalam Alquran

a.     Mendapatkan Kebenaran;

Dalam surah Al-An’Am ayat 50, ayat ini memerintahkan manusia berpikir agar mendapatkan kebenaran dan terhindar dari kesesatan/takhayul. Ayat ini berusaha meluruskan pandangan sesat kaum Quraisy tentang kenabian, maka mereka diperintahkan untuk berpikir kembali.  Bahkan Allah menyindir bahwa tidak sama orang yang berpikir dengan yang tidak, ibarat orang yang buta dengan orang yang melihat. Dalam surah An-Nahl ayat merupakan penegasan kenabian supaya mereka memikirkannya sehingga dapat mengetahui kebenaran tentang apa yang dibawa rasul pada mereka yaitu wahyu dan syariat. Apa yang dibawa rasul adalah peringatan dan membawa kebaikan, maka hendaklah mereka memikirkannya.

b.      Mengamalkan Syariat Islam;

Sebelum mengamalkan syariat Islam, manusia harus meyakini terlebih dahulu bahwa syariat Islam adalah benar begitupun dengan orang yang membawa risalahnya. Al-Qur’an mengajak manusia memikirkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah benar bukanlah pendusta. Al-Araf ayat 184 membantah tuduhan buruk kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad Saw.  Surah Saba’ ayat 46 mengajak mereka untuk memikirkan kembali siapa sebenarnya Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an mengajak manusia untuk memikirkan apa yang terdapat dalam risalah itu. Surah Al-Baqarah ayat 219 merupakan ajakan Al- Qur’an untuk memikirkan syariat Islam mengenai pelarangan khamr karena keburukannya yang lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya. Begitupun dengan syariat Islam yang melarang sikap riya dalam setiap amalan. Surah Al- Baqarah ayat 266 menjelaskan perumpamaan mengenai perilaku riya agar manusia lebih bisa memahami dan menghayatinya. Bahkan dalam Al-Hasyr ayat 21 menegaskan bahwa Alquran yang mengandung syariat ini merupakan tanggung jawab yang besar yang diberikan pada manusia. Jika diberikan pada gunung niscaya gunung itu hancur akibat ketakutannya tidak bisa menjaga amanah ini. Sungguh disayangkan kebanyakan manusia malah mengabaikan tidak memikirkannya apalagi mengamalkannya.

c.      Lebih dekat dengan Allah SWT

Berpikir dengan baik dapat membuat seseorang mengenal Allah Swt sehingga lebih dekat dengan-Nya sebagaimana surah Al-Mudaṡṡir ayat 8 mengenai Al-Walid Al-Mughirah yang sempat dekat dengan petunjuk Allah, namun setelah itu ia malah memilih mengikuti hawa nafsunya. Adapun dalam surah Al-Imran ayat 191 menggambarkan dengan jelas bagaimana orang yang selalu memikirkan dan mengingat kekuasaan Allah Swt akan selalu dekat dengan Allah Swt. Dalam surah Al-Jaiyah ayat 13, An-Nahl ayat 11 dan 69, Ar-Rūm ayat 8, dan Ar-Ra’d ayat 3 Allah Swt mengajak manusia memikirkan bagaimana hebatnya alam semesta yang telah Allah ciptakan dan tundukan. Semua keteraturan dan keberagaman yang ada di alam semesta tak mungkin tercipta dengan sendirinya. Hal ini membuktikan adanya zat sebagai pencipta dan pengaturnya yaitu Allah Swt.

d.     Berakhlaq baik

Dari surah Al-Baqarah ayat 219 dan 266 bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berpikir mengenai hal-hal yang dapat menghalangi bahkan merusak manusia dari perbuatan baik, yaitu khamr dan riya. Efek buruk dari khamr adalah menghalangi fungsi akal dari membedakan sesuatu yang baik dan buruk, orang yang terbiasa mengkonsumsinya akan sulit berakhlak baik. Adapun bahaya dari riya dapat merusak dan menghapus amalan baik. Manusia tidak akan mampu berakhlak baik jika dilandaskan riya. Amalan baik yang dilandasi karena Allah maka akan bertambah rasa cintanya pada Allah, sedangkan amalan berlandaskan nafsu dan duniawi maka akan bertambah cinta pula ia padanya dan melupakan Allah. Sungguh bahaya jika amalan baik manusia disandarkan pada nafsu dan duniawi seperti harta, jabatan, dan syahwat, jika tak ada hal itu mungkin ia tidak akan melakukan kebaikan lagi. Inilah bahaya dari khamr dan riya, maka hendaklah manusia memikirkannya sehingga mengatahui bahayanya dan bisa berakhlak baik sesuai fitrahnya.

 

Manfaat Berpikir (Al-Fikr) dalam Alquran

a.      Mengetahui Hikmah dari Syariat Islam

b.      Mengetahui Hikmah dan Tujuan Ciptaan Allah;

c.       Termotivasi Melakukan Kebaikan;

d.      Diangkat Derajatnya

e.       Terhindar dari Hawa Nafsu

f.         Mendapatkan Ilmu Pengetahuan.

 

Kedudukan Berpikir (Al-Fikr) dalam Alquran

a.      Berpikir Sangat Dimuliakan Allah

Perintah untuk berpikir begitu jelas di dalam Alquran, bahkan Alquran mengecam orang-orang yang tidak mau berpikir sehingga tidak bisa mengambil pelajaran atau hikmah. Dalam surah Al-Araf ayat 176 Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang mau menggunakan pikirannya dan menghinakan orang yang tidak mau berpikir. Adapun dalam surah Al-An’am ayat 50 Alquran membedakan orang yang berpikir sebagai orang yang bisa melihat dibandingkan dengan orang yang tidak berpikir seperti orang buta. Maka dari itu tentunya berpikir dalam Alquran sangat dimuliakan.

b.      Mendapat Rahmat dan Terhindar dari Azab;

Dalam surah Saba’ ayat 46 memerintahkan manusia untuk berpikir mengenai Nabi Muhammad dan ajaran yang dibawanya. Ia merupakan peringatan bagi manusia agar mereka memikirkan kandungannya sehingga mendapatkan rahmat Allah dan terhindar dari azab yang keras.

 

Cara Berpikir (Al-Fikr) Menurut Alquran

a.      Berpikir dengan Hati yang Bersih;

Alquran memerintahkan manusia untuk berpikir bukan hanya dengan akalnya yang cerdas namun juga harus diiringi oleh hati yang bersih. Tidak sedikit orang-orang yang cerdas dalam berpikir namun dicekal oleh Alquran. Misalnya surah Al-Mudaṡṡir ayat 18 menceritakan Al-Walid Al-Mugirah seorang yang pandai yang ditunjuk kaumnya. Ketika berpikir dengan jernih ia mendapatkan kebenaran, namun ketika dipengaruhi kaumnya tentang kedudukannya dan hartanya membuat Al-Walid berpaling dari kebenaran. Begitupun surah Al-Araf ayat 176, ayat ini mengecam orang yang memperturut nafsu dan syahwatnya padahal Allah menjanjikan derajat yang tinggi bagi orang yang menjauhinya. Berpikir objektif tanpa mengikuti kecenderungan nafsu pribadi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kebenaran. Orang yang berpikir dilandaskan dorongan kepentingan tertentu akan sulit menerima kebenaran.

b.      Berpikir dengan Rasio/Logika Akal yang Benar disertai Bimbingan Wahyu;

Dalam Alquran berpikir dengan akal logika saja tidaklah cukup, melainkan harus disertai bimbingan wahyu. Akal memiliki keterbatasan sehingga membutuhkan tuntunan langsung dari Allah berupa wahyu yang disampaikan pada seorang Rasul-Nya. Dalam surah Al-Araf ayat 184 Al-Qur’an mengajak berpikir dengan benar melakukan pengecekan dan penelaahan kembali dengan akal yang baik mengenai Nabī Muhammad Saw. Berbagai tuduhan yang dilontarkan padanya sama sekali tidak benar karena berdasarkan nafsu dan bukan akal sehat yang benar. Kemudian dalam surah Al-An’am ayat 50 bahwa apa yang diajarkan Rasulullah saw tersebut didasarkan pada wahyu. Al-Qur’an membedakan orang yang mampu menangkap kebenaran wahyu dengan yang tidak.

c.       Berpikir Luas dengan Cara yang Sederhana agar Mudah Dipahami;

d.      Terbuka dengan Pemikiran Orang Lain

Alquran memerintahkan manusia untuk berpikir dengan baik dan memiliki sifat keterbukaan untuk mendapatkan kebenaran. Dalam surah Saba ayat 46 Allah Swt memerintahkan manusia untuk terbuka menerima pendapat orang lain dengan cara saling berdialog dan berdiskusi memikirkan bersama-sama mengenai kebenaran ajaran yang dibawa Rasul Allah. Sifat keterbukaan menerima pendapat orang lain harus dimiliki seseorang agar ia bisa menerima kebenaran dari pendapat orang lain dan bersikap toleran.

e.       Berpikir dari Proses hingga Dampak yang Dihasilkan.

Perintah berpikir dalam Alquran harus dilakukan secara komprehensif dari proses hingga dampak yang dihasilkan. Kegiatan berpikir selain harus dilakukan dengan baik dan benar juga harus membawa manfaat.

Nah itulah sekilas tentang konsep berpikir dalam islam. Apabila ada kata-kata yang kurang tepat, Penulis mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pojok Kerohanian Part4 ~ Konsep Berpikir Dalam Islam

        Dalam Alquran banyak ayat memerintahkan untuk berpikir, bahkan sering menyindir dengan keras mengapa manusia jarang sekali berpikir ...